Jangan Malu Belajar Agama
10/10/2010
10/10/2010
Khutbah Pertama
الحَمْدُ
ِللهِ الَّذِي أَمَرَناَ باِلاِْعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ وَالإِبْتِعاَدِ عَنِ
العاَدَاتِ الجاَهِلِيَّةِ. وَالصَلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُوْلِ اللهِ مُحَمَّدٌ
لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلهَ إِلاَّ الله ُوَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا نَبِيَّ الرَحْمَةِ وَقُدْوَةَ الأُمَّةِ لِنَيْلِ
السَعَادَةِ فيِ الدُنْيَا وَالآخِرَةِ، فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ
آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
أَمَّا
بَعْدُ،
فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوصِيْكُمْ وَإِيّاَيَ بِتَقْوَى
اللهِ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
"Katakanlah, adakah sama
orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui?" (Az-Zumar: 9).
Dari Ummu Salamah, dia berkata, Ummu
Sulaim pernah datang kepada Rasulullah saw. seraya berkata, "Wahai
Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak merasa malu dari kebenaran. Lalu, apakah
seorang wanita harus mandi jika dia bermimpi? Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam menjawab, "Jika dia melihat air (mani)." Lalu, Ummu
Salamah menutup wajahnya dan berkata, "Wahai Rasulullah, apakah wanita itu
juga bisa bermimpi?" Beliau menjawab,"Ya, bisa. Maka, sesuatu yang
menyerupai dirinya adalah anaknya." (Hadis sahih, ditakhrij Ahmad
6/306, al-Bukhari 1/44, Muslim 3/223, at-Tirmizi, hadis nomor 122, an-Nasa'i
1/114, Ibnu Majah hadits nomor 600, ad-Darimi 1/195, al-Baihaqi 1/168-169).
Ummu Salamah datang kepada Rasulullah
saw. untuk belajar. Ia memulai dengan ucapan, "Sesungguhnya Allah tidak
merasa malu dari kebenaran." Maksudnya, tidak ada halangan untuk
menjelaskan yang benar, sehingga Allah membuat perumpamaan dengan seekor nyamuk
dan yang serupa lainnya, seperti dalam firman-Nya,
"Sesungguhnya Allah tidak segan
membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu." (Al-Baqarah: 26).
Ummu Sulaim demikian pula, ia tidak
malu untuk bertanya kepada yang lebih tahu perihal apa-apa yang mestinya ia
ketahui dan pelajari, meskipun mungkin hal itu dianggap aneh. Sungguh benar
perkataan Ummul Mukminin, Aisyah r.a.,
"Sebaik-baik wanita adalah wanita
Anshar. Tidak ada rasa malu yang menghalangi mereka untuk memahami agama."
(Diriwayatkan al-Bukhari 1/44).
Ummu Sulaim bertanya, "Apakah
seorang wanita itu harus mandi jika dia mimpi bersetubuh?" Nabi saw.
menjawab, "Jika dia melihat air." Maksudnya, ia harus mandi
jika benar bermimpi dan ada bukti bekas air mani di pakaian. Namun, jika tidak,
tidak perlu mandi. Setelah diberi jawaban yang singkat dan padat ini,
Ummu Salamah langsung menutupi
wajahnya seraya bertanya, "Apakah wanita itu juga bermimpi?"
Keheranan Ummu Salamah itu bukanlah
sesuatu yang aneh. Hal yang sama Pernah terjadi pada diri Aisyah yang lebih
berilmu, seperti disebutkan dalam suatu riwayat dia berkata, "Kecelakaan
bagimu. Apakah wanita akan mengalami seperti itu?" Dia berkata seperti itu
dengan maksud untuk mengingkari bahwa wanita juga bisa bermimpi.
Keheranan Ummu Salamah dan Aisyah r.a.
lebih disebabkan ketidaktahuan. Karena, tidak seluruh wanita bisa bermimpi,
melainkan sebagian mereka. Namun, keheranan ini bisa dituntaskan oleh jawaban
Nabi saw., "Na'am, taribat yaminuki," ("Benar, seorang
wanita bisa bermimpi)." Kemudian ada bukti nubuwwah di akhir
ucapan beliau: "Sesuatu yang bisa menyerupai dirinya adalah
anaknya."
Ilmu pengetahuan modern telah
membuktikan perkataan itu. Laki-laki dan wanita saling bersekutu dalam
pembentukan janin. Benih datang dari pasangan laki-laki menuju indung telur
dalam tubuh wanita. Lalu, keduanya bercampur, dalam pengertian separo
sifat-sifat yang diwariskan kira-kira bersumber dari laki-laki dan separo
lainnya kira-kira berasal dari perempuan. Kemudian bisa juga terjadi pertukaran
dan kesesuaian, sehingga ada sifat-sifat yang lebih menonjol antara keduanya.
Dari sinilah terjadi penyerupaan.
Pelajaran berharga yang bisa dipetik,
selagi kita dikungkung rasa malu dan tidak mau mengetahui hukum-hukum din, maka
ini merupakan kesalahan yang amat besar, bahkan bisa berbahaya. Ada baiknya kita
membiasakan diri untuk tidak merasa malu dalam mempelajari hukum-hukum Islam,
baik hukum yang kecil maupun hukum yang besar. Sebab, jika seseorang, terutama
wanita, lebih banyak dikungkung rasa malu, dia terhalang untuk mengetahui
sesuatu.
Mujahid Rahimahullah berkata,
"Orang yang malu dan sombong tidak akan mau mempelajari ilmu." Sebuah
nasihat berharga yang secara eksplisit menganjurkan orang-orang yang mencari
ilmu agar tidak merasa lemah dan takkabur, sebab kedua hal tersebut dapat
menghalangi semangat mencari ilmu.
Di antara kebaikan keislaman seseorang
adalah jika dia mengetahui dinnya. Karena itu, Islam mewajibkan, baik kepada
laki-laki maupun wanita untuk mencari ilmu. Bukankah Allah juga berfirman,
"Katakanlah, adakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang
tidak mengetahui?" (Az-Zumar: 9). Bahkan, terdapat ayat yang secara
khusus ditujukan kepada ummahatul mukminin, berupa anjuran mempelajari
kandungan Alquran sunah, "Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu
dari ayat-ayat Allah dan hikmah." (Al-Ahzab: 34).
Karena perintah Allah inilah, para
Sohabiyah merasakan keutamaan ilmu. Mereka pun pergi menemui Nabi saw. dan
menuntut suatu majlis belajar din bagi mereka. Diriwayatkan dari Abu Sa'id
al-Khudri r.a., dia berkata, "Para wanita
berkata kepada Nabi saw., 'Kaum laki-laki telah mengalahkan kami atas diri
baginda, maka buatlah bagi kami dari waktu baginda.' Maka beliau menjanjikan
suatu hari kepada mereka. Pada saat itu beliau menemui mereka dan memberi
wasiat serta perintah kepada mereka. Di antara yang beliau katakan kepada
mereka adalah, 'Tidaklah ada di antara kamu sekalian seorang wanita yang
ditinggal mati oleh tiga anaknya, melainkan anak-anaknya itu menjadi penghalang
baginya dari neraka?' Seorang wanita bertanya, 'Bagaimana dengan dua anak?'
Maka beliau menjawab, 'Begitu pula dua anak'."
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ
العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ
الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلْ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ
العَلِيْمُ.
أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ
اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ
فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
الحَمْدُ ِللهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَهْدِيْهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ الله فَلاَ مُضِلَّ لَهُ
وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَوَاتُ
اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى كُلِّ رَسُوْلٍ أَرْسَلَهُ.
وَاعْلَمُوْا أنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ ، أَمَرَكُمْ بِالصَلاَةِ وَالسَلاَمِ عَلَى نَبِيِّهِ الكَرِيْمِ فَقَالَ الله ُتَعَالَى فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ:
وَاعْلَمُوْا أنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ ، أَمَرَكُمْ بِالصَلاَةِ وَالسَلاَمِ عَلَى نَبِيِّهِ الكَرِيْمِ فَقَالَ الله ُتَعَالَى فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ:
أعوذ بالله من
الشيطان الرجيم
بسم الله الرحمن
الرحيم
{إنَّ اللهَ وملائكتَهُ يصلُّونَ على النبِيِّ يَا أيُّهَا الذينَ ءامَنوا
صَلُّوا عليهِ وسَلّموا تَسْليمًا}
اللّـهُمَّ صَلّ على
سيّدِنا محمَّدٍ وعلى ءالِ سيّدِنا محمَّدٍ كمَا صلّيتَ على سيّدِنا إبراهيمَ وعلى
ءالِ سيّدِنا إبراهيم وبارِكْ على سيّدِنا محمَّدٍ وعلى ءالِ سيّدِنا محمَّدٍ كمَا
بارَكْتَ على سيّدِنا إبراهيمَ وعلى ءالِ سيّدِنا إبراهيمَ إنّكَ حميدٌ مجيدٌ.
اللّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ وَالأَحْيَاءِ
مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَعْوَاتِ يَاقَضِيَ
الحَاجَاتِ، اللّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَهْلِكِ الكَفَرَةَ
وَالمُشْرِكِيْنَ، اللّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي
قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الكُفْرَ وَالفُسُوْقَ وَالعِسْيَانَ
وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَاشِدِيْنَ، اللّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ أَنَّ هذِهِ
القُلُوْبَ قَدِ اجْتَمَعَتْ عَلَى مَحَبَّتِكَ وَالْتَقَتْ عَلَى طَاعَتِكَ
وَتَوَحَّدَتْ عَلَى دَعْوَتِكَ وَتَعَاهَدَتْ عَلَى نُصْرَةِ شَرِيْعَتِكَ
فَوَثِّقِ اللّهُمَّ رَابِطَتَهَا وَأَدِمْ وُدَّهَا وَاهْدِهَا سُبُلَهَا
وَامْلَأْهَا بِنُوْرِكَ الَّذِيْ لاَ يَخْبُو وَاشْرَحْ صُدُوْرَهَا بِفَيْضِ
الإِيْمَانِ بِكَ وَجَمِيْلِ التَّوَكُّلِ عَلَيْكَ وَأَحْيِهَا بِمَعْرِفَتِكَ
وَأَمِتْهَا عَلَى الشَهَادَةِ فِي سَبِيْلِكَ إِنَّكَ نِعْمَ المَوْلَى وَنِعْمَ
النَّصِيْرُ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عبادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يأمرُ بالعَدْلِ والإحسانِ وإيتاءِ ذِي القربى
وينهى عَنِ الفحشاءِ والمنكرِ والبَغي ، يعظُكُمْ لعلَّكُمْ تذَكَّرون. اذكُروا
اللهَ العظيمَ يذكرْكُمْ واشكُروهُ يزِدْكُمْ واستغفروه يغفِرْ لكُمْ واتّقوهُ
يجعلْ لكُمْ مِنْ أمرِكُمْ مخرَجًا. وَأَقِمِ الصلاة .
Referensi:
(Abu Zahrah, diadaptasi dari tulisan
Majdi as-Sayyid Ibrahim).
Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi
Islam Indonesia
The merit casino offers: Tips, Bonuses, Review and Ratings
BalasHapusi got a bit lucky, 메리트 카지노 조작 I was really lucky, I won a lot of slots, The slots on top of the casino site